Skip to main content

Mengevaluasi Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi dapat dievaluasi melalui pencapaian tujuan-tujuan perekonomian. Setiap sistem ekonomi memiliki 3 tujuan utama, yakni berikut ini.

  1. Stabilitas
    Merupakan kondisi di mana keseimbangan antara kesediaan uang dalam suatu ekonomi dan barang yang di produksi di dalamnya meningkat pada tingkat yang sama. Ancaman terbesar stabilitas ekonomi adalah inflasi, yaitu fenomena di mana terdapat peningkatan harga sebagian besar barang pokok dalam sistem ekonomi. Selain inflasi ancaman yang mempengaruhi stabilitas lainnya adalah resesi, yaitu suatu periode yang dikarakteristikkan dengan penurunan dalam penyerapan tenaga kerja, penghasilan dan produksi. Apabla resesi berlangsung dalam waktu yang lama maka disebut depresi.
  2. Full employment
    Ful employment bermakna bahwa setiap orang yang ingin bekerja memiliki peluang untuk mendapatkannya. Di dalam realitasnya full employment tidak mungkin terjadi karena distribusi orang dan pekerjaan tidak persis sama. Hal ini menjadikan perekonomian suatu negara selalu dihadapkan pada masalah tingkat pengangguran.
  3. Pertumbuhan
    Pertumbuhan pada umumnya menjadi tujuan mendasar sebagian besar sistem ekonomi. Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah barang dan jasa yang di produksi oleh sumber daya negara.
Griffin dan Ebert (2002) menjelaskan, untuk menilai kinerja perekonomian, para ekonom menggunakan ukura ukuran, seperti Product National Bruto (PNB), produktivitas, neraca perdagangan, dan utang nasional.


  1. Product National Bruto (PNB)
    PNB, yaitu nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah sistem ekonomi dalam setahun. Sedangkan Gross National Product (GNP), yaitu nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah sistem ekonomi dalam setahun tanpa menghiraukan di mana faktor produksi tersebut berlokasi, dan Gross Domestic Product (GDP), yaitu nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun melalui faktor produksi domestik.
  2. Produktivitas
    Perbandingan antara apa yang di produksi dengan oleh suatu sistem dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksinya.
  3. Neraca perdagangan (Balance of Trade)
    Neraca perdagangan berkenan dengan perbedaan antara ekspor ke suatu negara dan impor dari negara-negara lain. Pada umumnya negara menghendaki neraca perdagangan yang positif karena terjadi aliran masuk uang ke suatu negara dari hasil penjualan ekspornya. Sedangkan neraca perdagangan negatif menunjukkan adanya aliran keluar uang untuk membayar impor.
  4. Utang Nasional
    Suatu negara mendapatkan penerimaan (terutama dalam bentuk pajak) dan mempunyai sejumlah pengeluaran. Defisit anggaran terjadi apabila terdapat  lebih banyak pengeluaran daripada penerimaan. Defisit menciptakan utang nasional, yaitu sejumlah uang yang dipinjam suatu negara dari kreditor-kreditornya.
Demikian artikel Mengevaluasi Sistem Ekonomi, baca juga Etika Bisnis yang merupakan artikel terkait pada Pengantar Bisnis. Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Dua Pertanyaan Besar dalam Ilmu Ekonomi

Dua pertanyaan besar yang kerap kali muncul dalam ilmu ekonomi ( economics ) terkait dengan: Bagaimana dengan sumber daya yang terbatas dan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada, diambil keputusan tentang apa, bagaimana, dan untuk siapa barang-barang dan jasa diproduksi. Kapan pilihan-pilihan yang dibuat dalam rangka memaksimalkan kepentingan pribadi sekaligus juga mampu memaksimalkan kepentingan sosial. 1. Apa, Bagaimana, dan untuk Siapa ? Apa yang diproduksi oleh suatu perekonomian ? setiap perekonomian memiliki banyak pilihan untuk jenis barang atau jasa yang akan diproduksi. Namun demikian, dengan pemahaman bahwa setiap perekonomian memiliki keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, maka tidak semua jenis barang dan jasa harus diproduksi sendiri oleh perekonomian tersebut. Apakah perusahaan di Indonesia sebaiknya memproduksi traktor untuk pertanian ? Atau lebih baik memproduksi pesawat terbang ? Kemudian, bagaimana barang dan jasa diproduksi akan menjadi pertanyaan sel

Tanggung Jawab Sosial

Telah dijelaskan etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Masalah lain yang juga perlu diperhatikan bagi tiap perusahaan selain masalah etika bisnis adalah mengenai tanggung jawab sosial. Griffin dan Ebert (2002) menyatakan, tanggung jawab sosial adalah usaha suatu bisnis untuk menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya, termasuk konsumen, bisnis lain/pesaing, karyawan, dan investor. Sedangkan Bone dan Kurtz (2000) menyatakan tanggung jaawab sosial merupakan penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan tanggung jawab sosial lebih berkaitan dengan cara suatu bisnis bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan sosialnya. Pada kenyataannya tanggung jawab sosial lebih merupakan suatu usaha untuk mengimbangi komitmen yang berbeda. Misal, untuk bertindak secara bertanggung ja

Peluang dan Tren Bisnis Masa Depan

Sejak kita meninggalkan abad XX dan beranjak pada abad XXI, terdapat berbagai faktor yang menurut para ahli menjelaskan dinamika kondisi ekonomi pada sekitar tahun 1990-an, antara lainberikut ini, Perkembangan teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas. Deregulasi keuangan, pasar modal, perbankan, dan perdagangan. Peningkatan aktivitas wirausaha dan investasi modal ventura. Pendekatan baru dalam pengelolaan persediaan. Berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Peningkatan daya beli atau pengeluaran konsumen. Pengurangan defisit anggaran belanja. Peningkatan investasi melalui pasar saham. Kebijakan moneter pemerintah yang lebih bersahabat dengan para pebisnis. Peningkatan perdagangan internasional. Beberapa faktor tersebut dapat menjelaskan bagaimana aktivitas bisnis terkait dengan kondisi ekonomi. Namun, ada beberapa faktor di antaranya memiliki fenomena atau catatan khusus yang bernilai. Contohnya, deregulasi keuangan telah membuat anta